Senin, 18 Agustus 2014

Sejarah Masjid Nabawi Madinah Al Munawarah

Masjid Nabawi Madinah Al Munawarah didirikan pada tahun 622 M atau tahun pertama hijriah, yaitu saat Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wassallam hijrah dari Mekah ke Madinah.

Cerita berdirinya Masjid Nabawi adalah ketika Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassallam di Madinah, kemudian beliau tinggal di rumah Abu Ayub Al Ansari. Setelah beberapa bulan di rumah Abu Ayub Al Ansari, Nabi mendirikan masjid di atas sebidang tanah yang sebagian milik As’ad bin Zurrah, sebagian milik kedua anak yatim (Sahal dan Suhai), dan sebagian lagi tanah kuburan Musyrikin yang telah rusak.Tanah kepunyaan kedua anak yatim tadi dibeli dengan harga sepuluh dinar yang dibayar oleh Abu Bakar Ra. Sedang tanah kuburan dan milik As’ad Bin Zurrah diserahkan sebagai wakaf. dan di tanah inilah Beliau mulai membangun masjid Nabawi, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassallam yang meletakkan batu pertama pendirian masjid, diikuti oleh sahabat-sahabat Nabi, Abu Bakar, Umar, Utsman, dan Ali. Kemudian pengerjaan masjid dilakukan dengan gotong royong sampai selesai.

Keadaan masjid masih sangat sederhana sekali tanpa hiasan, Dengan luas masjid sekitar 30 x 35 m tanpa tikar dan untuk penerangan waktu malam hari digunakan pelepah kurma kering yang dibakar. Pagarnya dari batu tanah, tiang-tiangnya dari batang kurma, sedangkan atapnya pelepah daun kurma. Waktu itu arah kiblatnya Baitul Maqdis di Yerusalem, karena perintah menghadap Ka’bah belum turun.

Saat mengetahui hal itu, pada tahun 655 H, Khalifah Mu’tashim yang tengah memimpin Daulah Abbasiyah segera memerintahkan pembangunan ulang Masjid Nabawi.
Dia mengirimkan dana untuk keperluan pembangunan. Namun, pembangunan tersebut tidak dapat diselesaikan karena adanya serangan bangsa Tatar kepada kekhalifahan Islam yang menyebabkan jatuhnya Baghdad pada tahun 656 H.
- See more at: http://www.jurnalhaji.com/wijhat/tempat-bersejarah/sejarah-masjid-nabawi-pembangunan-setelah-kebakaran-pertama-654-h/#sthash.RqywMkaS.dpuf
Pada tahun 655 H Pada masa Daulah Abbasiyah Masjid Nabawi mengalami kebakaran, Khalifah Mu’tashim yang tengah memimpin kala itu segera memerintahkan pembangunan ulang Masjid Nabawi. Dia mengirimkan dana untuk keperluan pembangunan. Namun, pembangunan tersebut tidak dapat diselesaikan karena adanya serangan bangsa Tatar kepada kekhalifahan Islam yang menyebabkan jatuhnya Baghdad pada tahun 656 H.
- See more at: http://www.jurnalhaji.com/wijhat/tempat-bersejarah/sejarah-masjid-nabawi-pembangunan-setelah-kebakaran-pertama-654-h/#sthash.RqywMkaS.dpuf
Saat mengetahui hal itu, pada tahun 655 H, Khalifah Mu’tashim yang tengah memimpin Daulah Abbasiyah segera memerintahkan pembangunan ulang Masjid Nabawi.
Dia mengirimkan dana untuk keperluan pembangunan. Namun, pembangunan tersebut tidak dapat diselesaikan karena adanya serangan bangsa Tatar kepada kekhalifahan Islam yang menyebabkan jatuhnya Baghdad pada tahun 656 H.
- See more at: http://www.jurnalhaji.com/wijhat/tempat-bersejarah/sejarah-masjid-nabawi-pembangunan-setelah-kebakaran-pertama-654-h/#sthash.RqywMkaS.dpuf
Dia mengirimkan dana untuk keperluan pembangunan.

Dalam perkembangannya Masjid Nabawi mengalami banyak perombakan :
tahun 661 H

Saat mengetahui hal itu, pada tahun 655 H, Khalifah Mu’tashim yang tengah memimpin Daulah Abbasiyah segera memerintahkan pembangunan ulang Masjid Nabawi.
Dia mengirimkan dana untuk keperluan pembangunan. Namun, pembangunan tersebut tidak dapat diselesaikan karena adanya serangan bangsa Tatar kepada kekhalifahan Islam yang menyebabkan jatuhnya Baghdad pada tahun 656 H.
- See more at: http://www.jurnalhaji.com/wijhat/tempat-bersejarah/sejarah-masjid-nabawi-pembangunan-setelah-kebakaran-pertama-654-h/#sthash.RqywMkaS.dpuf
tahun 661 H
661 H, Dinasti Mamalik merenovasi pembangunan Masjid Nabawi hingga kembali seperti semula.


665 H, Raja Zhahir yang memerintah Cyprus mengirimkan papan pembatas yang terbuat dari kayu. Papan pembatas ini diletakkan di sekeliling pembatas segi lima yang mengelilingi bekas kamar Rasulullah SAW.

678 H, Sultan Manshur Qalawun yang memerintah Dinasti Mamalik membangun kubah di atas kamar tersebut.
706 H, Sultan Muhammad bin Qalawun memerintahkan pembangunan menara keempat, yaitu menara Bab As-Salam yang sempat hancur pada masa Daulah Umayah. 

Luas masjid saat ini mencapai 165.000 m² dan dapat menampung sekitar satu juta jemaah pada satu kesempatan. Renovasi terakhir dilakukan oleh Raja Fahd yang menambahkan AC serta memperindah masjid dengan 27 kubah yang dapat digeser dan kubah berbentuk payung yang bisa dibuka tutup. Keindahan ini juga dilengkapi dengan hamparan marmer putih di pelataran masjid yang selalu dingin meski terik matahari terus menyengat.

Masjid Nabawi memiliki 10 menara, 6 di antaranya setinggi 99 m, serta 24 kubah. Terdapat 5 mihrab dan beberapa tiang yang konon memiliki sejarah masing-masing. Selain itu, masjid ini dilengkapi dengan tempat parkir bawah tanah yang mampu menampung sekitar 4.400 kendaraan.